Jarang ratusan mahasiswa baru berunjuk rasa di Universitas Jember. Namun itu yang terjadi pada Senin (21/102013), dan dipicu persoalan jaket dan kartu mahasiswa (KTM).
Para mahasiswa itu ternyata merasa diperlakukan tak adil oleh Rektorat Unej. Ferio Pristiawan, salah satu pengunjukrasa, mengatakan, realisasi distribusi jaket dan KTM tidak merata. Sebagian besar mahasiswa yang memperolehnya baru mahasiswa fakultas eksakta dan kesehatan. "Ini cerminan ketidakadilan. Kalau sudah disahkan jadi mahasiswa Universitas Jember, seharusnya semua dapat. Kalau tidak dapat satu ya tidak dapat semua. Ini universitas diskriminatif," katanya.
Menurut Feri, sudah tiga bulan menjadi warga Unej, sebagian mahasiswa baru belum menerima hak mereka. Bahkan gara-gara tidak memiliki KTM, mereka kesulitan mengakses peminjaman buku di perpustakaan kampus. Mereka dipungut biaya Rp 5 ribu untuk mendapat kartu agar bisa mengakses perpustakaan.
Rektor Unej Moch. Hasan mengakui, jika ada keterlambatan pendistribusian jaket almamater dan KTM. "Dana baru cair Juni, sehingga baru bisa proses. Ini ada keterlambatan sistem. Tapi sebenarnya jaketnya sudah tersedia. Semestinya sudah didistribusikan ke semua pihak. Saya akan cek kenapa sudah seminggu ini kok belum. Tapi yang jelas saya jamin secepatnya, karena barangnya sudah ada," katanya.
Hasan juga meminta maaf terkat keterlambatan pembagian KTM. Keterlambatan bukan sepenuhnya kekeliruan Unej. Awalnya, Rektorat Unej bermaksud membuat KTM multifungsi dengan menggandeng perbankan. "Perbankan ingin 'branding' KTM. Dijanjikan waktu dua pekan jadi. Ternyata prosesnya ini tak bisa diputuskan di (perbankan) tingkat wilayah, tapi ke Jakarta dulu. Namun untuk KTM tahun depan sudah bisa diproses d wilayah," katanya.
Mengenai kebutuhan mahasiswa yang berkaitan dengan KTM, Hasan berjanji mencarikan solusi. "Kalau ada yang merasa dipungut Rp 5 ribu keberatan, ya nanti dikembalikan," katanya. [wir]
Sumber : Antara Jatim
Post a Comment