Selalu ada alasan untuk tetap hidup. Mengingkari kehidupan berarti menjemput kematian diri sendiri. Menyelami apa yang hidup dan apa yang ada di dalamnya, sepenuhnya berupa pelajaran selama napas masih digenggam. Jika tidak, maka jiwa sendiri yang menjemput jawabannya.
Namun dari beberapa artikel yang muncul pertama kali dipencarian google adalah yang pendapat minoritas dan tidak lebih hanya sebatas membahas bahwa hidup untuk mencari materi semata, dan untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya didunia. Walaupun memang lebih banyak lagi yang mendefinisikan untuk apa hidup sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah.
Karena memang setiap orang haruslah memiliki tujuan hidup dan untuk apa serta bagaimana dia setelah kehidupan didunia ini. Semua hal itu tergantung pada setiap orang, bagaimana dia menyikapi hidupnya dan sejauh mana pemahamannya tentang Islam yang harusnya dijadikan landasan berpikir dalam setiap aktivitasnya.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman dalam A-Qur'an :
ÙˆَÙ…َا Ø®َÙ„َÙ‚ْتُ الْجِÙ†َّ ÙˆَالْØ£ِÙ†ْسَ Ø¥ِÙ„َّا Ù„ِÙŠَعْبُدُون
“Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz –Dzariyat: 56 )
Ayat ini menjelaskan kepada bahwa kita harus menerima konsekuensi dari ayat yang mulia diatas adalah melaksanakan ketaatan kepada Alloh yaitu dengan mentauhikanNya (mengesakanNya) dalam segala ibadah kita, serta menjauhkan segala bentuk kesyirikan(menduakan) Alloh dalam beribadah.Ibadah (amalan) seperti yang sama-sama kita ketahui ada dua bentuk, yaitu amalan hati dan amalan anggota badan.
Diantara amalan hati yaitu niat, takut, cinta, berharap, tawakal, dsb. Adapun amalan badan yaitu shalat, puasa, zakat, do’a, istigosah, dsb. Maka semua amalan ini hanya ditujukan kepada Alloh semata tidak boleh ditujukan kepada selain Alloh, apakah itu kepada nabi, para malaikat, manusia, dsb, karena itulah yang dinamakan syirik yang bisa menghapuskan semua amalan-amalan kita, apabila sampai mati kita belum bertobat, maka Alloh tidak akan mengampuni dosa kita. Alloh berfirman yang Artinya:
Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa syirik dan Alloh mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki (QS. An-Nisa: 48)
Lihatlah betapa ruginya orang yang berbuat syirik, sudah capek beramal malah yang didapatkan adalah neraka dan dia kekal didalamnya, Na’udzu billah min dzalik.
Kemudian yang kedua yang hendaknya kita perhatikan, yaitu hendaknya kita beribadah kepada Alloh sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Nabi kita yang mulia, dan apabila tidak sesuai contoh nabi maka amalan itu akan tertolak meskipun kita ikhlas melakukan amalan tersebut karena Alloh, berdasarkan sabda Nabi yang artinya:
Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam agama kami ini maka amalan tersebut tertolak (HR. Bukhori-Muslim). Dalam riwayat Imam Muslim Nabi bersabda yang artinya : "Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada contohnya dari kami maka amalan itu tertolak."
Agama islam adalah agama yang sempurna, tidak perlu ditambah atau dikurangi karena Alloh telah berfirman yang artinya: Pada hari ini telahKu sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku cukupkan nikmatKu atas kalian, dan telah Aku ridhoi islam sebgai agama bagi kalian (QS.al-Maidah:3)
Referensi :
- Catatan Ukhti Sholehah
- Blogger Indonesia
- Hadits Web Versi 3.0
Post a Comment