JAKARTA - Salah satu proses pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2014 adalah menggunggah foto resmi. Foto tersebut yang kelak akan tercantum dalam kartu ujian para peserta.
Sayang, masih banyak peserta SBMPTN yang belum mengetahui kriteria foto resmi yang harus diunggah. Koordinator Sekretariat Pokja SBMPTN 2014, Bambang Hermanto mengungkap, dari 590 peserta aktif dalam SBMPTN, ada ribuan orang yang mengunggah foto tidak resmi.
"Anak-anak yang mendaftar SBMPTN harus upload foto. Di laman sudah jelas contoh foto resmi yang harus diunggah. Tapi ternyata masih ada ribuan anak yang mengupload foto yang tidak resmi," papar Bambang ketika berbincang dengan Okezone, Jumat (6/6/2014).
Bukannya mengunggah foto resmi layaknya yang tertera di ijazah, kata Bambang, para peserta justru mengunggah foto-foto tak resmi. Mulai dari foto setengah badan, foto di pantai, bahkan foto binatang.
"Tahun lalu ada foto hewan. Ini sesuatu yang tidak sangat disayangkan. Pada umumnya mereka tidak mengetahui kalau foto tersebut salah. Mereka baru sadar ketika tercetak.
Padahal ada pilihan untuk mengubah tata letak dan ukuran foto. Keterbatasan bidang IT membuat mereka tidak tahu pilihan edit tadi maupun jenis foto seperti apa yang seharusnya diunggah," urainya.
Padahal ada pilihan untuk mengubah tata letak dan ukuran foto. Keterbatasan bidang IT membuat mereka tidak tahu pilihan edit tadi maupun jenis foto seperti apa yang seharusnya diunggah," urainya.
Bambang mengungkapkan, para peserta yang salah mengunggah foto akan mendapatkan pemberitahuan dari sistem. Namun, tidak semua peserta yang mengindahkan pemberitahuan tersebut sehingga membuat panitia terpaksa menghubungi mereka satu per satu.
"Kalau tetap tidak diubah, terpaksa kami hubungi satu per satu. Sesuatu yang tidak efisien, tidak perlu dilakukan kalau para peserta bisa tertib," kata Bambang.
Dia menyatakan, para peserta yang tetap tidak mengindahkan peringatan yang diberikan panitia untuk mengganti foto resmi dalam kartu ujian bukan tidak mungkin dikenakan sanksi. Paling berat, sanksi yang dikenakan kepada peserta adalah penghapusan nama peserta dari sistem.
"Di laman sudah ada sanksi. Paling keras, sanksinya didelete dari sistem. Ibarat orangtua, kami akan memberi tahu kalau mereka melakukan tindakan yang salah. Tapi kalau diberi peringatan kecil tidak diindahkan, bukan tidak mungkin akan diberikan sanksi lebih berat. Saya harap sih tidak perlu dilakukan," imbuhnya. (*rfa/kampus.okezone)
Post a Comment