Seperti yang diberitakan di website titikcom bahwa Andika Dewi Ramadhani mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Jember tampil sebagai peserta terbaik dalam ajang ASEAN Economic Community Global Forum 2014 yang diselenggarakan di Malaysia beberapa waktu yang lalu..
ASEAN Economic Community Global Forum merupakan kompetisi yang digelar olehASEAN untuk menampung semua ide dan action plan para pemuda dari 10 negara ASEAN terkait real actions dalam menghadapi AEC (Asean Economic Community) pada tahun 2015 mendatang, seperti yang disampaikan melalui rilis yang diterima oleh redaksi titik0km.com pada Jumat (6/6).
Dalam acara yang digelar di Di University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia (22-25 Mei) ini Dani begitu sapaan akrabnya, mengambil sub tema Technology dengan Project ASEAN Students Nano Club. Menurutnya, ada tiga hal penting yang harus dimiliki oleh Negara berkembang untuk bisa menjadi Negara maju, pengembangan Robotic, Biotechnology, dan Nanotechnology.
“Untuk bidang Robotic dan Biotechnology mungkin negara ASEAN (khususnya Indonesia) sudah tertinggal jauh, namun untuk kemampuan bidang Nanotechnology tersebut merupakan kesempatan untuk generasi muda Indonesia mengejar ketinggalan bangsa kita,” ungkap gadis kelahiran Pasuruan, 24 Maret 1992 ini.
Dalam kompetisi yang diikuti oleh pemuda yang berusia 18-25 ini Dani mampu menumbangkan 30 finalis lainnya yang berasal dari 10 Negara anggota ASEAN. Menurutnya, tidak mudah untuk bisa tampil sebagai finalis dalam kompetisi ini, peserta harus memiliki kemampuan yang bagus dalam komunikasi lisan maupun tulisan dalam bahasa Inggris (good oral and written English communication skills). Namun mereka juga harus memiliki pengetahuan tentang AEC (Asean Economic Community) 2015 dan pengetahuan tentang ASEAN.
“Indonesia mengirimkan 10 peserta perwakilan Alhamdulilah di kompetisi ini Allah mengijinkan saya menjadi satu-satunya peserta dari Indonesia yang tampil sebagai “Best presenter and Action Plan” dimana ide project ini didukung ASEAN untuk diimplementasikan lebih lanjut,” imbuhnya.
Persentasi yang disampaikan oleh Dani rupanya tidak hanya memukau dewan juri saja, namun juga mampu menarik perhatian Mr. Exelis Moise Pierre yang merupakan warga negara Prancis. Dia bersedia membimbing project kami dari pihak negara Malaysia.
“Mr. Exelis Moise Pierre bersedia menjadi pembimbing karena dia berharap banyak generasi-generasi muda ASEAN (khususnya Indonesia) yang tidak hanya melakukan penelitian Nanotechnology secara dasar saja, namun juga menghasilkan prototype yang dapat dipatenkan dan bisa diproduksi secara massa untuk lebih banyak membuka lapangan pekerjaan di masyarakat,” pungkasnya. (*asd/titikcom/sikuliunej)
Post a Comment